Tuesday, March 1, 2011

SIFAT KEHIDUPAN DUNIAWI

JANGAN KAMU MENGHERANKAN LANTARAN TERJADI KEKERUHAN KETIKA KAMU BERADA DI DALAM DUNIA, KARENA SESUNGGUHNYA KEKERUHAN ITU TIDAK TERJADI MELAINKAN SEPERTI ITULAH YANG HARUS TERJADI DAN ITULAH SIFATNYA (DUNIA) YANG ASLI.
 
Hikmah yang lalu menyingkap halangan secara umum dan  Hikmah 32 ini pula mengkhususkan kepada dunia sebagai hijab yang menutupi pandangan hati terhadap Allah s.w.t. Halangan inilah yang banyak dihadapi oleh manusia. Manusia menghadapi peristiwa yang berlaku di dalam dunia dengan salah satu dari dua sikap yaitu sama, mereka melihat apa yang terjadi adalah akibat perbuatan makhluk ataupun mereka memandangnya sebagai perbuatan Tuhan. Hikmah 32 ini menerangkan kepada golongan yang melihat peristiwa yang berlaku dalam dunia sebagai perbuatan Tuhan tetapi mereka tidak dapat melihat hikmah kebijaksanaan Tuhan dalam perbuatan-Nya.
 
Manusia yang telah memperoleh keinsafan dan hatinya sudah mulai bersih, dia akan cenderung untuk mencari kesempurnaan. Dia sangat ingin untuk melihat syariat Allah s.w.t menjadi yang termulia di atas muka bumi ini. Dia sangat ingin melihat umat Nabi Muhammad s.a.w menjadi pemimpin kepada sekalian umat manusia. Dia ingin melihat semua umat manusia hidup rukun damai Dia inginkan segala perkara yang baik-baik dan sanggup berkorban untuk mendatangkan kebaikan kepada dunia. Begitulah sebagian daripada keinginan yang lahir di dalam hati orang yang hatinya sudah berangsur bersih. Tetapi apa yang terjadi adalah kebalikan daripada apa yang menjadi hasrat murni si hamba Allah s.w.t yang insaf itu. Huru- hara berlaku dimana-mana. Pembunuhan berlaku di sana sini. Umat Islam ditindas di merata tempat. Kezhaliman dan ketidak-adilan berlaku dengan leluasa. Seruan kepada kebaikan tidak di indahkan. Ajakan kepada perdamaian tidak dipedulikan. Perbuatan maksiat terus  dilakukan tanpa segan-segan.
 
Si hamba tadi melihat kekeruhan yang terjadi di dalam dunia dan merasakan seperti mata tombak menikam ke dalam hatinya. Hatinya merintih, “Agama-Mu dipermainkan, di manakah pembelaan dari-Mu wahai Tuhan! Umat Islam ditindas, di manakah pertolongan-Mu Wahai Tuhan! Seruan kepada jalanMu tidak disambut, apakah Engkau hanya berdiam diri wahai Tuhan! Manusia melakukan kezhaliman, kemaksiatan dan kemunkaran, apakah Engkau hanya membiarkan wahai Tuhan?” Beginilah keadaan hati orang yang berasa heran melihat kekeruhan kehidupan dunia ini dan dia tidak berkuasa menjernihkannya. Allah s.w.t menjawab keluhan hamba-Nya dengan firmanNya:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmah ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah , padahal kami sentiasa bertasbih memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak mengetahuinya”. ( Ayat 30 : Surah al-Baqarah )
  Para malaikat sudah dapat membayangkan tentang kehidupan dunia yang akan dijalani oleh makhluk berbangsa manusia sebelum manusia pertama diciptakan. Sifat dunia yang dinyatakan oleh malaikat adalah huru-hara dan pertumpahan darah. Dunia adalah ibu sementara huru-hara dan pertumpahan darah adalah anaknya. Ibu tidak melahirkan kecuali anak dari jenisnya juga. Kelahiran huru-hara, peperangan, pembunuhan dan sebagainya di dalam dunia adalah sesuatu yang seharusnya terjadi di dalam dunia, maka tidak perlu diherankan. Jika terdapat kedamaian dan keharmonian di sana-sini di dalam dunia, itu adalah ilusi hati  atau kelahiran yang tidak mengikut sifat ibunya. Seterusnya Allah s.w.t menceritakan tentang dunia:

Allah berfirman, “Turunlah kamu semuanya, dengan keadaan setengah  kamu menjadi musuh bagi setengahnya yang lain, dan bagi kamu disediakan tempat kediaman di bumi, dan juga diberi kesenangan hingga ke suatu ketika (mati)”. ( Ayat 24 : Surah al-A’raaf )
  Allah berfirman lagi : “Di bumi itu kamu hidup dan di situ juga kamu mati, dan daripadanya pula kamu akan dikeluarkan (dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat)”. ( Ayat 25 : Surah al-A’raaf)
 

 
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati, dan bahwasanya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke  syurga maka sesungguhnya ia telah menang. Dan (ingatlah bahwa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang  yang terpedaya. ( Ayat 185 : Surah a-li ‘Imraan )
Allah s.w.t menerangkan dengan jelas tentang sifat-sifat dunia yang dihuni oleh manusia. Manusia salling bermusuhan sesama sendiri, saling rusak-merusakan dan kesenangannya adalah tipu daya. Segala perkiraan dan pembalasan yang berlaku di dalam dunia ini tidak sempurna.
Manusia dibagi  dua golongan yaitu yang beriman dan yang tidak beriman. Golongan yang tidak beriman menerima upah terhadap kebaikan yang mereka lakukan semasa di dunia ini dan di akhirat kelak mereka tidak boleh  menuntut apa-apa lagi dari Tuhan. Janganlah mengherankan dan bersuka-cita sekiranya Tuhan membalas kebaikan mereka ketika mereka masih hidup di dalam dunia dengan memberikan kepada mereka dengan berbagai kelebihan dan kemewahan. Mereka tidak berhak lagi menuntut nikmat akhirat dan tempat kembali mereka di sana kelak adalah neraka jahanam. 
Begitu juga janganlah mengherankan dan berduka-cita sekiranya orang-orang yang beriman dan beramal salih terpaksa menghadapi penderitaan dan penghinaan semasa hidup di dunia. Dunia ini tidak layak menjadi tempat buat Allah s.w.t membalas kebaikan mereka. Balasan kebaikan dari Allah s.w.t sangat tinggi nilainya, sangat mulia dan sangat agung, tidak layak dimuatkan di dalam dunia yang hina dan rendah ini. Dunia hanyalah tempat hidup, beramal dan mati. Bila datang kiamat kita akan dibangkitkan dan menunggu negeri yang abadi.

No comments:

Post a Comment