Saturday, February 19, 2011

QADAR YANG LEBIH HALUS (NAFAS)


TIADA SATU NAFAS TERLEPAS DARIPADA KAMU MELAINKAN DI SITU PULA ADA QADAR YANG BERLAKU DI ATAS KAMU.

Persoalan Qadar telah disentuh pada Hikmat 3 dan kembali disentuh oleh Hikmat 30 ini. Persoalan Qadar dibangkit semula setelah disinggung tentang permintaan atau doa yang bermaksud tuntutan terhadap Allah s.w.t. Tuntutan-tuntutan timbul lantaran kurang menghayati tentang Qadar. Disini saya akan mengajak merenung perkara Qadar kepada yang sangat halus yaitu satu nafas yang terjadi kepada kita. Kita kurang memperhatikan tentang nafas karena ia terjadi secara spontan, tanpa bersusah payah dan terkadang kita anggap remeh untuk diperhatikan. Sekarang perkara yang kita anggap remeh inilah yang hendak kita perhatikan dengan saksama. Apakah berbeda suatu perkara yang dianggap remeh dengan perkara yang dianggap besar dalam kaitannya dengan perjalanan Qadar. Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri adakah setiap nafas yang kita hembuskan itu berlaku secara percuma, tanpa perkiraan, tidak mengikuti kehendak yang Allah s.w.t tentukan? Adakah apabila kita hembuskan satu nafas hanya nafas saja yang berlaku? Perkara yang dianggap kecil ini haruslah direnungkan dengan mendalam, agar kita mendapat pengertian tentang Qadar secara terperinci.

Nafas adalah udara yang keluar masuk pada badan kita melalui mulut dan hidung. Satu hembusan udara yang keluar dari badan kita dipanggil satu nafas. Nafas ini penting bagi jasmani kita. Nafas menjadi nyawa kepada diri kita yang zahir. Kehidupan yang zahir diukur dengan perjalanan nafas. Kita biasanya mengukur umur kita dengan kiraan tahun. Kita tidak mengukur umur kita dengan kiraan bulan, apa lagi kiraan hari dan jam. Sebenarnya ukuran yang tepat tentang umur adalah nafas. Berapa jutaan hembusan nafas itulah umur kita.

Kita melihat Qadar sebagai ketentuan Ilahi yang berlaku kepada kita dalam lingkup yang luas. Sikap memandang Qadar secara meluas menyebabkan kita terlindung untuk melihatnya pada setiap detik dan setiap kejadian. Sebab itu kita sering keluar dari keyakinan kepada Qadar. Andainya kita memandang hidup secara tepat yaitu dengan hitungan nafas niscaya kita akan melihat Qadar secara halus sebagaimana halusnya perkiraan nafas. Dapatlah kita menghayati benar-benar bahwa pada setiap hembusan nafas itu berlaku Qadar menurut ketentuan Ilahi. Jumlah udara yang keluar masuk pada badan kita bagi setiap perjalanan nafas adalah menurut kehendak yang Allah s.w.t tentukan. Jumlah nafas yang akan kita hembuskan juga telah ditentukan oleh Allah s.w.t dan apabila  jumlah nafas yang telah disediakan untuk kita itu habis maka kita akan mati. 

Jika kita dapat melihat perjalanan Qadar hingga kepada peringkat yang halus ini, niscaya pandangan mata hati kita tidak akan terlepas daripada melihat Qadar pada setiap detik dan pada setiap kejadian. Kita akan melihat bahwa jumlah air hujan yang bertitik di atas bumbungan rumah kita adalah mengikut kehendak yang telah ditentukan Allah s.w.t. Bilangan debu yang berterbangan juga ditentukan Allah s.w.t. Helaian rambut yang jatuh dari kepala kita juga ditentukan Allah s.w.t. Panjang, lebar dan dalam luka yang kita alami ketika kemalangan juga ditentukan Allah s.w.t. Tidak ada satu pun yang menyimpang dari Qadar menurut ketentuan Ilahi. Sesungguhnya Allah s.w.t, al-Latif, Maha Halus, tidak ada sesuatu yang keluar daripada perkiraan-Nya. Tidak ada sesuatu yang terlepas daripada kehendak dan timbangan-Nya. Semua makhluk berjalan di atas landasan Qadar yang diaturkan-Nya. Sesungguhnya Allah s.w.t tidak sekali-kali lalai, tidur atau keliru. Apa yang Dia tentukan itulah yang berlaku. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana, tidak ada yang salah pada penciptaan dan perjalanan penciptaan-Nya.


Tiada sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus. ( Ayat 56 : Surah Hud )

Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan  di bumi, dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya  yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Ayat 22 : Surah al-Hadiid )

Allah s.w.t mengadakan ketentuan sejak azali. Tidak ada siapa pun yang tahu tentang ketentuan Allah s.w.t. Malaikat hanya menjalankan perintah-Nya. Apa yang pada sisi malaikat boleh diubah oleh-Nya, tetapi apa yang pada sisi-Nya tidak pernah berubah. Malaikat menjalankan tugas dan manusia melakukan kewajiban. Tuhan yang memiliki ketentuan yang mutlak. Doa dan amal manusia mungkin menjadi asbab kepada berlakunya perubahan pada apa yang berada dengan malaikat yang menjalankan tugas, jika Tuhan izinkan, tetapi ia tidak mengubah apa yang pada sisi Tuhan. Ilmu Tuhan meliputi yang awal dan yang akhir. Segala sesuatu telah ada pada Ilmu-Nya sebelum ia berlaku lagi. Urusan yang demikian sangat mudah bagi Allah s.w.t. Malaikat dan manusia tidak memiliki ilmu yang demikian. Malaikat semata-mata patuh kepada apa yang Allah s.w.t perintahkan. Manusia perlu bergerak pada makamnya dan berusaha meningkatkan perkembangan kerohaniannya sehingga dia menjadi sesuai dengan kehendak Allah s.w.t.

No comments:

Post a Comment